adiku mengambil perawanku

by cerita bokep.... | 12.17 in | komentar (1)

namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki..
Berikut ini aku ingin berbagi pengalaman tentang hubunganku dengan adik
kandungku sendiri.

Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku
berusia 18 tahun.

Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya,
sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri
berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok,
terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku
yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah.

Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas
kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling
jauh kami hanya melakukan petting, sailng raba, saling cium dan saling hisap?..

Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri
tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air
maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa
menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya.

Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan
selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali...
entah kenapa aku jadi ketagihan... Sampai akhirnya kau sendiri melakukannya
dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri. Sering aku meraba-raba payudaraku
sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme.

Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering
mengintip aku... ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol
keperawananku, kakaknya sendiri.

Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m
dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak.
Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya
naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku
memangku belanjaan. Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di
pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar
bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku
membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan. Bahkan ketika di
jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat
rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku
menikmatinya.

Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku
diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.

Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku... Aku sangat
terangsang sekali... dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya
pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya
memasukkan kontolnya ke memekku. Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat
terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam
ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku
malah berteriak minta tolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung
menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena
memang badan adikku jauh lebih besar. Aku lansung menutupi tubuhku yang
telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri
langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku,
pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu
saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai
olehnya.

Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya
karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong
bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan
setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap
lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga... dia menjawab:

"Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga lelaki" aku sangat
kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku
langsung aja tembak, "emang adik pernah nyobain cewe?" dia bilang "ya, belum kak"....
itulah percakapan awal bencana itu.

Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan
belaiannya... lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri... tapi aku tetap tidak
bisa mencapai apa yang aku inginkan... sekilas aku membayangkan adikku... lalu
aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya... Malam itu aku mengendap-endap dan
perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku
sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai
celana dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku
terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok
bisa yah sebesar itu punya adikku... Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya
dia meneriakkan namaku... Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan
marah... aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku
saksikan.

Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak
mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung
kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku dating? ditariknya aku ke
kamarnya dan kami langsung bercumbu... saling cium saling hisap dan perlahan-lahan
baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat. Gilanya
begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar
darinya... sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku
melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme
dia menarik kepalaku.
"Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya" lalu dia mula menindihi ku dan dari
nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku... begitu unjung
kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah
langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku...
"Ohhhhh..." katanya.

Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu
saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.
"Puaskan aku dong... aku kan belum..." rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya
sangat menyakitkanku...
"Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca" katanya tanpa ada rasa ngga
enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan
kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng,
apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dar tukang becak,
kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia
mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga
ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya
kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku
satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang "kak, baju renangnya
ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna"

"Abis pake apa" timpalku, "aku ngga punya baju lagi"

"Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka" katanya

Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku
dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih
sehabis dari rumah pacarku tadi... Tapi "ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat
aku telanjang juga".

Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani...
kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk
dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu
membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku... adikku terus
memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan
mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku
malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke bagian itu, dan
nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga
membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin
pelampiasan.

Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan
berkata:

"Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu"

"Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol" katanya

"Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik" kataku lebih berani

"Iya yah..." katanya sambil berdiri dan membuka celananya...

Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang
kemaluan adikku yang begitu besar.

Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

"Kenapa dimatiin" kataku

"Udah cukup panas kak" katanya

Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami
saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan
gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku
malah mencegahku "nanti kak".

"Kan udah saunanya " timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku
dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

"Kakak udah pernah gituan belum kak" kata adikku

"Belum" kataku, "emang kamu udah..?" lanjutku

"Belum juga kak, tapi pengen nyoba" katanya

"Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya" kataku berbalik kearah pintu dan
sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi
adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.
untuk membaca lebih lanjut bisa membacanya disini
klik saja

Rara yang setengah mabuk

by cerita bokep.... | 12.17 in | komentar (1)

Cerita ini bermula waktu jumat malam sabtu sekitar jam setengah 12 malam. Tiba-tiba
aku menerima telepon dari Rara, teman kuliahku dulu. Udah lama aku gak denger
kabar dari. Dulu aku sering jalan bareng sama dia dan anak-anak dari jakarta.
Biasalah, waktu di kampus kan kita primodial banget

Tapi gak ada ruginya temenan sama Rara kok, orangnya cantik, tinggi semampai,
body aduhai dan yang terakhir yang aku suka banget dari Rara adalah rambutnya.
Dari awal kuliah sampe selesai rambut Rara yang hitam legam itu selalu panjang.
Apalagi kalau ditata sedikit menggelung, hmmm... aku selalu nganggep dia barbie
doll banget

"Halo Ra ? ada apa nih, tumben nelpon aku. Malem-malem lagi !" tanyaku.

"Yan, bisa jemput aku di XXX gak ?" tanyanya sambil menyebut salah satu tempat
hiburan malam yang cukup ternama di kota bandung.

"Ha ? Kamu ada di Bandung ? Bukannya kamu di jakarta ? Terakhir aku denger kamu
dah kerja di Jakarta ?" tanyaku heran, ngapain malem-malem Rara tiba-tiba ada di
Bandung.

"Yan ceritanya entar aja deh, sekarang please jemput aku. Dah malem banget nih"
rajuk Rara padaku sedikit memelas.

"Ok deh, kamu tunggu sebentar, aku jemput sekarang, 10-15 menit deh" jawabku.
Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil untuk menjemput Rara.

Dalam perjalanan pikirannku penuh dengan pertanyaan. Pertanyaan terbesar tetap
saja, ngapain Rara melem-malem ada tempat hiburan malam di Bandung, sendirian
lagi. Yang lebih aneh kenapa minta jemput sama aku ? makin aneh !

Sesampainya di tempat hiburan malam tersebut, aku memarkir mobilku. Setelah
turun, aku segera menemukan Rara sedang berdiri di pintu masuk. Kondisinya agak
aneh.

"Halo Ra ! Sendirian ?" tanyaku. "Iya Yan.." jawabnya lemah. Matanya kelihatan
merah sekali.

"Ra, kenapa nih ada disini ? Hmm.. sorry ya, kamu mabuk ya ?" tanyaku menyelidik.

"Yan bisa kita berangkat sekarang gak ? gak enak nih diliatin sama orang-orang"
ajaknya. Aku melihat sekeliling, memang sih beberapa security dan pengunjung
yang baru datang memperhatikan kita dengan tatapan aneh. "Oke deh, ayo. Mobilku
kesebelah sana." ajakku ke Rara untuk naik ke mobil.

Setelah menghidupkan mobil dan mengemudikan keluar areal parkir, aku bertanya ke
Rara "Mau kemana nih Ra ?" tanyaku. "Kemana aja deh Yan" jawab rara yang duduk
disebelahku.

"Kamu nginep dimana ?" tanyaku. "Belom punya tempat nginep" jawabnya singkat. "Loh,
gimana sih. Dah malem banget loh Ra, aku anter cari hotel ya" tawarku.

"Yan aku boleh nginep tempat kamu gak. Semalem aja, aku lagi butuh ditemenin nih"
pintanya. "Kamu gak pa-pa nginep ditempat aku ? Rumah kontrakan aku kecil loh,
berantakan lagi. Biasa, rumah bujangan" jawabku sambil tersenyum. "Aku dah tahu
kamu emang berantakan dari dulu" jawabnya tersenyum kecil. Akhirnya dia
tersenyum juga .

"Ya udah kita pulang aja ya, kayaknya kamu juga dah cape banget." ajakku. "Dari
Jakarta kapan ?" tanyaku. "Tadi sore" jawab Rara. "Jadi dari jakarta kamu
langsung ke xxx ?" tanyaku heran. Dia cuma tersenyum kecil. Dasar nakal !

"Sorry nih Ra, kamu lagi ada masalah ya ?" tanyaku. Dia terdiam sejenak,
kemudian menjawab "Ya gitu deh." jawabnya. "Boleh aku tau gak masalahnya sampe
kamu jadi kayak gini" tanyaku lagi. "Yan boleh gak nanya dulu gak ? Please..."
pintanya. "Aku cuma butuh ditemenin sekarang, tapi janji aku ceritain, kamu kan
orang yang jadi repot gara-gara masalahku ini" lanjut Rara. "OK deh, kalo kamu
lagi gak pengen ngomongin, aku gak bakal nanya lagi" jawabku.

Sesampainya dirumahku, ternyata Rara gak ada persiapan apa-apa untuk pergi ke
bandung, dia cuma membawa tas kecil yang berisi dompet dan peralatan kosmetik. "Ra
pake bajuku aja deh, baju kamu kan dah kotor dipake perjalanan" kataku sambil
memberi Rara bajuku yang paling kecil dan celana pendek berkaret. "Ok deh"
jawabnya menerima baju tersebut. Kemudian Rara masuk kekamar mandi membersihkan
badan dan berganti pakaian. Sementara aku membersihkan kamarku untuk ditempati
Rara dan aku menggelar kasur di ruang tamu untuk tempat aku tidur. Aku memang
punya kasur cadangan untuk persiapan kalo ada keluarga ato teman yang mau
manginap.

"Ra kamu tidur di kamar aku aja ya, tuh aku dah siapin" kataku ke Rara. "Aduh
sorry Rian, aku jadi ngerepotin banget" katanya. "Trus kamu dimana ?" tanya Rara.
"Tuh di ruang tamu, aku punya kasur cadangan kok" jawabku.

"Kamu dah makan malem ?" tanyaku. "Udah, pake beberapa gelas bir" jawabnya
sambil ketawa. "Dasar kamu... Ya udah aku punya french fries sama nugget, mau
aku gorengin gak ?" tawarku. "Bolehlah, dari pada gak ada apa-apa" jawabnya
sambil tertawa kecil. Akhirnya aku memasakkan dia kentang goreng, nugget dan
sosis, emang cuma ada itu di kulkasku. Aku juga membuatkan dia teh hangat.
Setelah makan dan minum, terlihat Rara agak segaran dikit.

"Ya udah Ra, kamu tidur aja sekarang, udah jam setengah 2 nih" kataku. "Lagian
aku juga dah ngantuk banget" lanjutku. "OK deh" jawab Rara yang kemudian
beranjak masuk ke kamar, sebelum masuk dia sempat ngelambain tangan ke aku
sambil tersenyum. Dasar nih orang, ngerepotin tanpa perasaan

Kemudian aku rebahan di kasur dan menyalakan televisi. Tv memang ada di ruang
tamuku. Aku mengecilkan suaranya supaya tidak mengganggu Rara. Walaupun aku dah
ngantuk, tapi susah sekali aku memejamkan mata.

Sekitar 15 menit kemudian, Rara keluar dari kamar an menghampiri aku. "Ada apa
Ra ? butuh sesuatu ?" tanyaku. Rara cuma diam tapi kemudian rebahan disampingku,
bahkan dia menarik selimut yang aku pakai supaya dia kebagian.

"Kan aku dah bilang yan, aku lagi butuh ditemenin. Aku boleh tiduran disini gak
? Aku masih pengen ngobrol-ngobrol dulu sama kamu" kata Rara. "Tapi Ra, kita kan
beda" jawabku. "Beda gimana ?" tanya Rara yang sudah rebahan disebelahku. "Ya
kamu kan cewek, aku cowok, trus kita dah sama-sama dewasa, apa kamu gak takut"
tanyaku. "Hmmm.. masa sih kamu mo nyakitin aku ? Setau aku dari dulu kamu kan
baik sama aku Yan." jawab Rara. Aku cuma menarik nafas, pikirku mungkin aku baik
sama dia, tapi kan aku juga cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing ada
cewek cantik tidur disebelahnya .

"Ya terserah kamu aja sih, walau menurutku agak aneh. Tapi berhubung kamu
sedikit mabuk wajarlah" kataku. Rara cuma tersenyum kecil.

"Ra, ngapain kamu ada di Bandung, trus dari sekian banyak orang di bandung
kenapa sih kamu minta aku yang jemput ?" tanyaku. "Gak tau Yan. Dipikiranku cuma
ada kamu yang bisa aku percaya dan aku repotin" jawabnya. Aku tersenyum kecil,
sialan nih cewek, di baikin malah manfaatin. "Inget waktu kuliah dulu ga yan,
kamu kan bantu aku terus" lanjut Rara. Aku terdiam mengingat masa lalu, memang
sih Rara dulu gak semangat banget kuliahnya, kalo gak dibantu mungkin gak
selesai.

"Inget waktu skripsiku dulu gak ? Kan kamu banyak banget bantu aku" lanjut Rara.
"Kayaknya aku gak bantuin deh, tapi ngebuatin" jawabku sambil tertawa. "Ye...
tapi kan aku dah bayar pake makan-makan" jawab Rara sambil memukul lenganku. "Masa
sih bayarnya cuma makan-makan" jawabku sambil terus tertawa. "Jadi dulu gak
iklas nih" tanya Rara cemberut. "Ya iklas lah, namanya juga temen" jawabku. kami
berdua tertawa.

"Ra, seinget aku, kamu dulu cewek baik-baik banget deh. Walau kamu trendi abis,
selalu gaya, tapi gak pernah aneh-aneh. Tapi coba liat sekarang, tiba-tiba
dateng ke bandung, mabok, trus nginep di tempat cowok lagi" kataku.

Rara cuma terdiam sambil memandangi cincin yang dipakai di jari manisnya.
Kemudian dia melepas cincin itu dan meletakkannya di lantai. "Ini gara-gara
tunangan gue yan" kata Rara lirih.

"Jadi kamu dah tunangan ?" tanyaku. Rara cuma mengangguk kecil. "Dulu.."
jawabnya singkat. "Kok dulu ?" tanyaku heran.

"Sampe siang tadi sih yan. Hari ini kan libur, maksud aku sih mau istirahat aja
dirumah. Tapi tiba-tiba tunanganku dateng sama seorang cewek. Dia mo mutusin
tunangan kita. Dia mo nikah sama cewek itu minggu depan yan, cewek itu dah hamil"
kata Rara sambil terisak. "Oh gitu" jawabku prihatin.

"Masalahnya dia udah ngelamar aku yan, tanggal pernikahan juga udah ditentuin,
persiapan juga udah dimulai" lanjut Rara dengan tangisnya yang menjadi. "Mau
bilang apa coba aku sama keluargaku Yan, aku malu banget" lanjut Rara menangis.

"Ya mo gimana lagi Ra, masalahnya emang berat banget" kataku kemudian memeluk
dia. Lama sekali Rara menagis dipelukanku. Aku gak bisa banyak komentar, emang
masalahnya pelik banget sih. Setelah tangis reda, pelukan kami lepaskan, aku dan
rara rebahan saling bersisian kembali.

"Mungkin emang dia bukan jodoh kamu Ra." kataku ke Rara. "Iy sih, tapi masa sih
dia ninggalin aku gitu aja" jawab Rara. "Abis mo gimana lagi Ra ? Anak yang
dalam kandungan cewek itu gimana ? Kan harus ada yang tanggung jawab" jawabku. "Kalo
misalnya kamu maksain nikah sama dia, apa kamu mau seumur hidup tersiksa
mengingat cowok yang kamu nikain ternyata gak bertanggung jawab sama darah
dagingnya sendiri"

"Iya juga sih. Kalo aku jadi cewek itu, aku pasti juga nuntut tanggung jawab"
kata Rara. "Ya masih untung lah mantan tunangan kamu masih mau tanggung jawab"
kataku.

"Sebenernya dia dulu pernah minta ML sama aku, tapi aku tolak Yan. Mungkin kalo
dulu aku kasih enggak jadi begini kejadiannya" kata Rara blak-blakkan. "Walaupun
demikian Ra, menurut aku gak bisa jadi alasan terus dia selingkuh dan ngehamilin
cewek laen" Kataku.

"Dasar cowok, kenapa sih pikirannya seks melulu" kata Rara sedikit meninggi. "Emang
tuh, makanya aku gak mau pacaran sama cowok" jawabku sambil tertawa. Rara ikutan
tertawa.

"Rian, kamu dah pernah ML gak ?" tanya Rara menyelidik. Aku cuma tersenyum kecil.
"Kok gak jawab ? dah pernah ya ?" tanya Rara dengan sangat ingin tau. "Tuh kan
diem aja, berarti dah pernah. Dasar cowok sama aja, pikirannya gak jauh-jauh
dari selangkangan" kata Rara sambil memukuli dadaku.

"Ya walaupun dah pernah tapi aku kan gak ngelingkuhin tunanganku dan ngehamilin
cewek laen" jawabku menggoda Rara sambil tertawa. "Sama aja, dasar cowok.
Brengsek semua" kata Rara sambil mengubah posisi yang awalnya menghadapku
menjadi menghadap keatas. Aku masih tertawa.

"Yan emang ML enak banget ya, kok banyak banget sih yang belom nikah tapi dah ML,
sampe hamil lagi" tanya Rara. "Enggak Ra, ML sakit banget, makanya aku gak mau
lagi" jawabku becanda. Rara mencubit pinggangku. "Ihh... ditanya serius malah
becanda" kata Rara.

"Abis kamu pake nanya sih. Ya pasti enak lah, kalo enggak kenapa semua orang
pengen ML dan jadi ketagihan lagi" Kataku. "Mungkin kalo ML gak enak manusia
udah punah kali. Gak ada yang mau punya anak kalo MLnya ga enak ato sakit"
kataku bercanda. Rara cuma ketawa kecil.

"Emang enaknya kayak gimana sih" tanya Rara. Aku terdiam sejenak. "Gimana ya Ra,
aku susah untuk neranginnya, tapi emang ML kegiatan paling enak dari semua
kegiatan. Entar kamu juga ngerti kok kalo udah ngalamin" jawabku.

"Hmm... enaknya kayak coklat gak ?" tanya Rara semakin aneh "Gimana ya Ra, kalo
kita makan coklat kan rasa enaknya konstan, sebanyak yang elo makan ya enaknya
kayak gitu aja. Tapi kalo ML enaknya ada tahapannya. jadi enaknya berubah-ubah
tergantung tahapnya, kayak ada sesuatu yang dituju, ya orgasme itu" jawabku.

"Emang orgasme itu kayak apa sih ?" tanya Rara lagi. "Aku gak ngerti orgasme
cewek ya, tapi kalo dicowok sih orgasme biasanya barengan sama keluarnya sperma.
Dicewek kayaknya sih mirip, abis kalo cewek udah orgasme biasanya vaginanya
banjir lendir" jawabku. "Gitu aja ?" tanya Rara. "Ya enggak lah" jawabku. "Kalo
dah orgasme badan rasanya rileks banget, kaya diawang-awang gitu deh sangking
enaknya". lanjutku.

"Jadi mau.." kata rara dengan muka pengen. Aku mendorong jidat Rara sambil
berkata "Udah tidur sana, pikiran kamu dah kacau tuh", walaupun sebenarnya aku
juga jadi mau .

"Tapi bener Yan, aku jadi mau. Kamu mau gak ?" tanya Rara. Aku cuma diam. "Kenapa
Yan, aku kurang cantik ya ? ato aku kurang seksi sampe kamu gak mau ?" tanya
Rara.

"Bukan begitu Ra. Kamu tuh lagi mabok, belom sadar bener. Pikiran kamu jadi
kacau. Mendingan kita tidur aja deh, dari pada ngelakuin sesuatu yang mungkin
nanti kita seselin besok pagi." kataku. Rara mengangguk kecil.

"Ya udah, kita tidur. Tapi sebelum tidur aku boleh peluk kamu gak ? Sekali aja.."
tanya Rara. Aku memandangi Rara kemudian memeluknya. Rara melingkarkan tangannya
dileherku sedang aku memeluk pinggang langsing Rara. Paha Rara menjepit pahaku
diselangkangannya.

"Ma kasih ya Yan, kamu selalu bantu aku kalo aku ada masalah" kata Rara. "Iya,
iya, sekarang kamu tidur istirahat, biar pikiran kamu tenang besok" kataku
sambil mengelus-elus rambutnya. Kemudian aku mengecup kening Rara. Pelukan Rara
makin erat, aku melanjutkan mengelus-elus rambutnya, kadang aku mengelus
punggungnya.

"Yan cium lagi dong" kata Rara. Aku mengecup keningnya lagi. "Bukan disitu" kata
Rara lagi. "Disini ?" kataku sambil menunjuk pipinya, kemudian aku mengecup pipi
yang merona merah itu. "Bukan disitu" kata Rara lagi sambil menutup mata dan
memajukan bibirnya.

Wah si Rara bener-bener menguji imanku. Sebenarnya aku dah nafsu banget dari
tadi, tapi dalam hatiku aku gak mau manfaatin cewek yang lagi gak 100% sadar.

Aku kecup bibirnya. Tapi setelah kukecup Rara masih menutup mata dan
menyorongkan bibirnya ke aku. Aku kecup sekali lagi, kali ini agak lama. Rara
bereaksi dengan ikut menghisap bibirku. Aku lepas ciumanku, kemudian aku
memandang Rara yang sedang melihatku dengan penuh harap. Well... wtf lah, aku
gak peduli lagi, akhirnya aku cium Rara dengan buas.

Aku mencium Rara dengan menghisap bibir bawahnya, Rara membalasnya dengan
menghisap bibir bawahku. Kadang-kadang aku masukkan lidahku ke mulutnya. Awalnya
Rara gak bereaksi, tapi lama-lama saat lidahku masuk dia menghisap kencang,
kadang-kadang Rara gantian memasukkan lidahnya kemulutku.

Selama ciuman, aku mengelus rambut Rara, kemudian elusanku turun ke punggungnya,
turun lagi ke pinggangnya. Kemudian aku memberanikan diri untuk meremas
pantatnya. Rara melenguh kecil "Uhh...." sambil menekan selangkangannya kearah
selangkanganku.

Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku
meremas dadanya. Hmmm... payudara Rara mantap sekali. Besar sekali dibandingkan
dengan tubuhnya. "Hmm... Hgmmm.. Hgmmm" lenguh rara karena payudaranya diremas-remas
olehku, dengan tidak melepaskan ciumannya.

Birahi memuncak saat meremas-remas sepasang daging kenyal Rara. Kemudian aku
mengelus punggung rara kembali. Kali ini aku masukkan tanganku kedalam kausnya
dan mengelus punggungnya langsung dikulit. Shit, ternyata Rara tidak pakai bra,
pantas saja tadi waktu payudaranya aku remas dari luar terasa kenya sekali.

Saat aku mengelus-elus punggungnya, aku elus juga bagian samping tubuhnya
sehingga panggkal payudara ikut terelus. Sepertinya Rara sangat menikmati
elusanku, kemudian dia memagang tanganku dan mengarahkan tanganku agar meremas-remas
payudaranya. Gila, asik banget payudaranya. Payudaranya mancung kedepan dengan
pentil yang besar !

Aku sangat menikmati meremas-remas payudara Rara, terkadang aku memainkan
pentilnya. Sepertinya Rara juga sangat menikmatinya, tubuhnya bergetar sambil
mengeluarkan lenguhan-lenguhan kecil "Uggrhh....ugrh...."

Pahaku yang dijepit diantara selangkangan sengaja aku gesek-gesekkan ke memeknya
supaya Rara makin terangsang. Rara meresponnya dengan ikut menekan-nekan
memeknya lebih kuat ke pahaku. Kalau aku berhenti menggesekkan pahaku, maka Rara
menggerak-gerakkan sendiri pinggulnya.

Tangan kananku kembali meremas pantat Rara. Kali ini aku masukkan tanganku ke
celananya. Berhubung dia pakai celana berkaret, aku dengan mudah memasukkan
tanganku. Ternyata Rara juga tidak memakai celana dalam. Aku dengan mudah
meremas pantat bulat itu. Setiap aku meremas pantatnya, Rara makin menekan
memeknya ke pahaku.
untuk membaca lebih lanjut bisa membacanya disini
klik saja

raja.cerita.bokep

raja.cerita.bokep
my life is simple

Categories