SENIN SORE DI KAMPUNG HALAMAN

by cerita bokep.... | 22.13 in |

Aku Linda, mahasiswi hukum Universitas Pajajaran. Semenjak dua tahun yang lalu, saat diterima kuliah di Universitas Pajajaran, aku tinggal di Bandung. Aku berasal dari Sukabumi, ayahku berasal dari Bandung, sedangkan ibuku asli Sukabumi. Mereka tinggal di Sukabumi. Cerita ini menceritakan kisahku yang terjadi saat aku kelas 1 SMA di Sukabumi yang terus berlanjut sampai aku kuliah sekarang.



Aku anak yang paling tua dari dua bersaudara. Aku mempunyai satu adik laki-laki. Umurku berbeda 2 tahun dengan adik. Kami sangat dimanja oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yang tomboy dan suka maksa pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan adikku yang tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.



Waktu kecil, aku sering mandi bersama bersama adikku, tetapi sejak dia masuk SD, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu, aku masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis seorang cowok. Sejak saat itu, aku tidak pernah melihat lagi penis cowok. Sampai suatu ketika, pada hari senin sore, aku sedang asyik telpon dengan teman cewekku. Aku telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya aku rasakan kandung kemihku penuh sekali. Aku kebelet pipis. Benar-benar kebelet pipis, sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Aku berlari menuju ke kamar mandi terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.



"Hey..! Siapa di dalam..? Buka dong..! Udah nggak tahan..!" aku berteriak sambil menggedor-gedor pintu.

"Akuu..! Tunggu sebentar..!" ternyata adikku yang di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.

"Nggak bisa nunggu..! Cepetan..!" kataku memaksa.

Gila, aku benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.



"Kreekk..!" terbuka sedikit pintu kamar mandi, kepala adikku muncul dari celahnya.

"Ada apa sih..?" katanya.

Tanpa menjawab pertanyaannya, aku langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung aku jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.

"Serrrr..." keluar air seni dari vaginaku.

Kulihat adikku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.



"Wooiiyyy..! Sopan dikit napa..?" teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.

"Sebentarrr..! Udah nggak kuat nih," kataku.

Sebenarnya aku tidak mau menurunkan pandangan mataku ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga. Kelihatan deh burungnya.

"Hihihihi..! Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikitlah..." gumanku dalam hati.

Aku takut tertangkap basah melihat penisnya, cepat-cepat kunaikkan lagi mataku melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mataku lagi. Sialan..! Dia lihat vaginaku yang lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vaginaku biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan kulupnya masih menutupi helm penisnya.



"Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..!" aku bersungut dalam hati.

"Oooo..! Kayak gitu ya Teh..?" katanya sambil tetap melihat ke vaginaku.

"Eh kurang ajar Lu ya..!" langsung saja aku berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.

"Bletak..!" kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.



"Ya... basah deh rok Teteh..." kataku melihat ke rok dan celana dalamku.

"Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..!" katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.

"Mandi lagi ahh..!" lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.

Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.

"Waduh.., sialan nih adik..!" sungutku dalam hati.

Waktu itu aku bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi aku jijik pake rok dan celana dalam yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya.



"Udah.., pake aja handuk Aku..!" kata adikku.

Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan penisnya mengkerut lagi.

"Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..!" batinku.

Aku lalu membuka celana dalamku yang warnanya merah muda, lalu rokku. Kelihatan lagi deh vaginaku. Aku takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adikku. Eh sialan, dia memang memperhatikan aku yang tanpa celana.



"Teh..! Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? Hehehe..!" katanya sambil nyengir.

Sialan, dia menghina vaginaku, "Iya..!" kataku sewot. "Daripada culun kayak punya Kamu..!" kataku sambil memukul bahu adikku.

Eh tiba-tiba dia berkelit, "Eitt..!" katanya.

Karena aku memukul dengan sekuat tenaga, akhirnya aku terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.

"Iiihhh.., rasanya geli banget..!" cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, "Huh..! Elo sih..!"



"Teh.. kata Teteh tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..?" katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.

Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.

"Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..?" kataku mengejek dia.

Padahal aku kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng aku tanya, "Gedein lagi bisa nggak..?" kataku sambil mencibir.

"Bisa..! Tapi Teteh harus bantu dikit dong..!" katanya lagi.

"Megangin ya..? Wekss.., ya nggak mau lah..!" cibirku.

"Bukan..! Teteh taruh ludah aja di atas tititku..!" jawabnya.

untuk membaca lebih lanjut bisa membacanya disini
klik saja

0 komentar: